Tuesday, December 9, 2008

Obama dan penjahat-penjahat di pemerintahanya

Oleh Hidayat dari enunggling.multiply.com

Oleh Hidayat

Selesai 8 Desember 2008

Obama lagi Obama lagi. Biar tidak lupa. Biasanya setelah senang-senang terus lupa. Setelah senang-senang dengan Obama, terus lupa nagih janjinya beliau. Ada tulisan yang sangat menarik dari Chris Hedges[1] berjudul “America the Illiterate” (www.informationclearinghouse.info/21239.htm ), alias Amerika si “buta huruf”, yang memaparkan betapa rakyat Amerika (dan dunia) sekarang terbagi menjadi dua, yaitu mereka yang “melek huruf” dan yang “tidak.” Perbedaan ini melampaui sekedar perbedaan ras, agama, dan warna kulit. Mereka yang “melek huruf”, alias literate, yang tentu saja minoritas, berkutat di dunia yang berbasis tulisan (alias gemar membaca), yang dapat mencerna informasi dari teks, yang mampu berhubungan dengan kompleksitas fenomena dunia dan mempunyai alat intelektual untuk memisahkan mana yang ilusi dan mana yang kebenaran. Yang illiterate, alias “buta huruf” (baca: bisa tapi tidak mau membaca), yaitu mayoritas kita, hidup di dunia yang berbasis pada non-realitas, yang bergantung pada citra-citra yang dimanipulasi sebagai informasi. Mereka tidak bisa membedakan mana realitas dana mana ilusi.

Nah, apa hubunganya dengan Obama? Kampanye politik saat ini dibangun untuk menciptakan “empowerment”, alias penguat emosional yang tidak memerlukan ketrampilan pikiran kritis, kata Hedges. Nah ini lebih diminati banyak orang karena tidak harus berpikir untuk memilih sesuatu. Si “buta huruf” tadi lebih memilih ilusi-ilusi yang menyenangkan, lewat semboyan-semboyan kosong seperti “Change we can believe in”, “maverick”, “war on terror”, “support our troops”, “bersama kita bisa” dan lain-lain. Semboyan dan citra-citra menarik hati itu langsung mengena ke emosi kita bukan ke pikiran kita. Coba pikir saja, apa artinya, nanti pasti malah bingung sendiri. Nah dalam kasus ini yang paling berhasil memang Obama yang berjanji akan merubah segalanya. Sayang sekali itu cuma omong kosong. Mari kita lihat apa yang akan “dirubah” Obama.

Pertama kita lihat sudut pandang Obama tentang beberapa isu global yang sebenarnya tidak beda sama sekali dari pandangannya Bush, malah ada yang lebih parah (diambil dari artikel Jeremy Scahill, lihat footnote 2 atau end note):

- Obama akan memfokuskan pada peningkatan kekuatan untuk berperang di Afghanistan. Ia bahkan akan menambah pasukan si Afghanistan.

- Rencana di Irak yang akan tetap menempatkan pasukan Amerika sampai batas waktu yang tidak jelas

- Obama menyebut Pasukan Garda Revolusioner Iran sebagai “organisasi teroris”

- Dia juga berjanji akan menyerang Pakistan jika perlu untuk melumpuhkan Al Qaeda walau tanpa persetujuan Pakistan sendiri (invasi lagi)

- Posisi Obama di hadapan AIPAC (organisasi Israel lobby paling kuat di AS) untuk tidak membagi Jerusalem, atau menghadiahkan Jerusalem untuk Israel (lihat tulisan saya tentang AIPAC di www.enunggling.multiply.com atau www.altermedianet.blogspot.com serta footnotes nya)

- Obama berjanji untuk mensupport Israel tanpa syarat—mengabaikan bencana humanitarian di Gaza yang sekarang sedang terjadi. Israel telah dua minggu (dari tanggal 24 November 2008) menutup seluruh akses ke Gaza, termasuk bantuan pangan PBB dan minyak dari Uni Eropa, dan bahkan menolak utusan khusus Paus Benedictus untuk warga Katholik Gaza yang juga tidak diijinkan untuk melakukan misa hari Minggu (lihat berita di www.altermedianet.blogspot.com). Warga Gaza yang 50% lebih adalah anak berusia 15 tahun ke bawah sekarang ditolak hak-hak dasarnya. Dan si presiden Hitam ini diam saja, pura-pura tidak tahu, sebagaimana semua media mainstream di dunia, termasuk Kompas dan kawan-kawan[2] yang cari aman dengan berlunak-lunak, seakan-akan semua orang bodoh.

- Rencana Obama untuk melanjutkan “perang melawan obat bius” yang sudah dilakukan Bush, yang sebenarnya hanya alasan untuk mengintervensi negara-negara Amerika Latin terutama untuk menumbangkan pemerintahan Evo Morales di Bolivia saat ini.

- Setujunya Obama pada Bush untuk mensubsidi perusahaan-perusahaan raksasa Amerika sejumlah 700 miliar dolar untuk “mengatasi” krisis ekonomi (lihat artikel saya “Presiden Obama ‘Anak Menteng’ yang sama gilanya dengan pendahulunya” di www.altermedianet.blogspot.com )

- Obama akan meningkatkan anggaran militer Amerika yang sekarang saja sudah tidak bisa dilampaui negara manapun

Dari situ saja sudah kelihatan kalau Obama memang tidak menjanjikan perubahan yang signifikan. Dan ini sangat mengherankan. Memang ia berencana menutup penjara Guantanamo, yang memang sudah kelewatan memalukan rekornya. Tapi kebijakan luar negerinya secara umum akan tetap dikuasai lobi-lobi Israel, alias tidak akan terjadi apa-apa secara signifikan dalam isu-isu penting global.

Kemudian kedua, dilihat dari pejabat-pejabat yang akan duduk di cabinet dan pembantu-pembantu Obama saja sudah bisa di pastikan kalau kebijakan (luar negeri) Obama akan sama saja dengan Bush dkk. Kita lihat siapa yang ada didalamnya[3]:

  1. Joe Biden

Joe Biden adalah wakil AIPAC di pemerintahan Obama yang akan memiliki peran paling kuat dalam mempengaruhi kebijakan Obama karena ia adalah wakil presiden Obama. Dia pernah menghalangi dua pejabat PBB untuk urusan inspeksi senjata untuk bersaksi didepan juri untuk memutuskan apakah Amerika akan menyerang Irak atau tidak di tahun 2003. Mereka berdua adalah Scott Ritter mantan kepala United Nations Weapons Inspector, dan Hans von Sponeck, mantan veteran yang mengurusi program PBB untuk Irak. Scahill menyatakan bahwa mereka berdua adalah orang yang paling tahu tentang persenjataan Irak, yang akhirnya menyimpulkan kalau Irak tidak memiliki program nuklir dan senjata pemusnah massal, seperti sekarang juga tidak terbukti. Bahkan von Sponeck menulis di Op-Ed News di tahun 2002 yang menyatakan kalau baik Departemen Pertahanan Amerika dan CIA tahu benar kalau Irak bukanlah sebuah ancaman.

Justru Bidenlah yang ngotot saat itu kalau perang Irak adalah sebuah kesimpulan. Biden juga setia terhadap Israel dengan mengaku sebagai seorang Zionis di Shalom TV Israel (lihat tulisan sebelumnya tentang Obama di www.altermedianet.blogspot.com dan www.enunggling.multiply.com )

2. Rahm Emmanuel.

Dia telah ditunjuk Obama menjadi Chief Of Staff (Kepala Staf) pemerintahan nanti. Rahm Emmanuel juga seorang pro-Israel sejati seperti Biden. Dia memiliki dua kewarganegaraan, Israel dan Amerika dan “born-Zionist) atau terlahir Zionis. Ia menjadi sukarelawan untuk membantu militer Israel saat Perang Teluk 1991. Dia juga mantan penasehat Clinton dan satu-satunya anggota konggres dari Partai Demokrat Illinois yang setuju dengan perang Irak. Dia juga mengusulkan untuk menambah lagi 100.000 pasukan Amerika dan berinisiatif untuk mengadakan wajib militer bagi warga AS yang berumur 18-25 tahun. Dia juga seorang inisiator kebijakan perdagangan bebas Clinton (NAFTA) yang sempat dikritik Obama.

Ayahnya seorang rasis sejati. Ketika Benjamin Emmanuel diwawancarai koran Israel Ma’ariv (www.informationclearinghouse.info/21298.htm)

, tentang apakan anaknya, Rahm, akan mempengaruhi Obama untuk pro-Israel, dia menjawab dengan pasti:

“Obviously he’ll influence the president to be pro-Israel…. What is he, an Arab? He’s not going to be mopping floors at the White House[4].”

“Tentu saja anak saya akan mempengaruhi Obama untuk pro-Israel…. Memangnya anda pikir dia [Rahm] siapa, orang Arab? Dia tidak akan menjadi pengepel lantai di Gedung Putih.” Dia merendahkan bangsa Arab sebagai sebagai pengepel lantai di Gedung Putih. Hebat.

Bagaimana bila dibalik. “Memangnya anda pikir dia siapa, orang Yahudi?” atau “orang Meksiko?”, pasti akan terjadi hysteria dimana-mana karena tidak wajar untuk merendahkan Yahudi, Meksiko atau yang lainya kecuali Arab[5]. Bapaknya saja menggambarkan betapa Rahm sangat pro-Israel.

3. Hillary Clinton

Hillary resmi dipilih sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Obama nanti (NY Times, 21 November 2008). Dia juga orang dalam AIPAC yang rekor pro-Israelnya susah dilampaui. Hillary adalah pendukung utama perang ekonomi dan militer Bill Clinton terhadap Irak akhir tahun 90an. Ketika kampanye lalu ia sempat mengeluarkan pernyataan radikal yang berbunyi “Saya ingin warga Iran tahu, jika saya menjadi presiden saya akan menyerang Iran.” Dia juga mengancam kalau Iran menuklir Israel, Hillary “would be able to totally obliterate them” alias akan benar-benar memusnahkan seluruh Iran, menjadi tempat sampah nuklir. Ia juga mendukung invasi Amerika ke Irak di tahun 2003.

4. Madeleine Albright

Dari sejumlah mantan pejabat dalam pemerintahan Clinton (mantan Mentri Luar Negeri Warren Christopher, Menteri Pertahanan William Perry, dan Greg Craig yang dirunjuk sebagai penasehat Gedung Putih Obama), Madeleine Albright adalah yang paling berpengaruh (status quonya). Ia adalah mantan menlu dan dubes untuk PBB di masa Clinton yang menurut Schahill akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan luar negerinya. Buktinya, walau ia belum ditunjuk menempati posisi resmi, ia telah mewakili Obama dalam pertemuan G-20 kemarin.

Albright adalah otak dari terpecahnya Yugoslavia dan perang Kosovo selama pemerintahan Clinton. Ia memaksa Yugoslavia menandatangani pakta Rambouillet Accord yang membebaskan tentara NATO dan Amerika untuk mengakses SEMUA fasilitas penting Yugoslavia (termasuk transportasi) tanpa perlu membayar, dan memaksa Yugoslavia untuk memberikan kekebalan hukum terhadap semua pasukan NATO dan Amerika tersebut.

Tentu saja Yugoslavia menolak menandatanganinya (karena Yugoslavia masih punya martabat, bagaimana bila Indonesia yang dipaksa ya?). Hasilnya Clinto dan Albright membom Serbia, target utamanya tentu saja infrastruktur sipil (sekolah, rumah sakit, dll) dan Albrigh berkata “mereka perlu sedikit dibom” (klasik sekali: agar tidak kelihatan berperang, Amerika membom fasilitas sipil, sehingga korbannya tidak bisa dihitung karena efek nya tidak langsung terlihat. Amerika dan Israel memang jenius).

Kejeniusan Albright dan Clinton berlanjut ketika ia mensupport perang ekonomi terhadap Irak, yang menurut Lesley Stahl dalam acara “60 Minutes,” telah menewaskan “lebih dari setengah juta anak-anak Irak, lebih dari yang tewas di Hiroshima.” Lalu apa respon Albright? Ia berkata “memang pilihan yang berat, tapi setidaknya harganya sebanding yang kita dapat” www.informationclearinghouse.info/article21279.htm (perang ekonomi Clinton ini jarang di gubris di media, tapi telah menjadi beberapa buku karangan Chomsky. Hebat Amerika, mereka berperang tanpa seorangpun perlu tahu berapa korban di Irak, yang menurut analisa Chomsky lebih dari 1 juta jiwa. Belum ditambah perang Iraknya Bush yang telah menewaskan 1,3 juta jiwa sejak 2003, lihat halaman depan ICH untuk up-date korban perang Irak: www.informationclearinghouse.info ).

5. Richard Holbrooke

Nah ini ada hubungannya dengan Indonesia. Walau belum biberi jabatan resmi, tapi pengaruh Holbrooke terhadap kebijakan luar negeri Obama akan sangat besar. Ia adalah mantan pejabat Clinton untuk PBB. Rekornya yangpaling menawan adalah ia memberikan bantuan (dana dan militer) dan menyetujui pembantaian warga Timor Timur oleh pasukan Indonesia di tahun 70an. Saat itu ia adalah asisten menteri luar negeri pemerintahan Carter.

Menurut Brad Simpson, directur dari The Indonesia and East Timor Documentation Project, Holbrooke dan Zbigniew Brzezinski (penulis, sejarawan pemerintah dan penasehat Obama lainya) adalah dua petinggi penting Partai Demokrat yang menghalangi kongresional aktivis perdamaian dunia untuk mencegah invasi Indonesia ke Timor Timur. Malahan, mereka berdua memuluskan bantuan sejata ke Indonesia untuk membantai warga Timor Timur saat itu.

Rekor Holbrooke lainya adalah ia adalah pemain penting dalam penghancuran Yogoslavia. Ia memuji pemboman terhadap Serb Television yang menewaskan 16 wartawan. (yang memberikan perintah pemboman tersebut, Jenderal Wesley Clark, juga salah satu advisor Obama saat ini, yang kemungkinan besar akan mendapat kursi di cabinet). Ia juga supporter perang Irak dengan memuji pidato Collin Powell (yang sangat buruk dan tidak berdasar fakta) tentang betapa berbahayanya Saddam Hussein, si setan Arab yang ingin memusnahkan Amerika (dengan batu???).

6. Dennis Ross

Ross adalah utusan khusus untuk masalah Timur Tengah pemerintahan Bush saai ini dan juga pemerintahan Clinton. Ia adalah arsitek dan penulis pidato Obama didepan AIPAC musim panas lalu (yang menyatakan bahwa Obama adalah supporter Israel tanpa syarat dan ingin menghadiahkan Jerusalem untuk Israel sebagai ibukota baru, lih: www.enunggling.multiply.com tentang AIPAC dan Obama). Ia juga seorang supporter Israel sejati, bahkan julukanya adalah “Israel’s Lawyer” karena dinama-mana cinta dan setuju apapun yang dilakukan Israel. Ia adalah jembatan segala kebijakan luar negeri Amerika ke Israel. Seluruh kebijakan luar negeri Timur Tengah Amerika harus melewati sensor Israel lewat Ross. Ia bahkan bekerja untuk FOX News yang selalu pro perang Irak, dan juga di Washington Institute for Near East Policy, sebuah organisasi intelektual penggagas kebijakan pro-Israel. Ia juga bersikap keras terhadap Iran.

7. Martin Indyk

Kalau Indyk ini malah pendirinya Washington Institute for Near East Policy tadi. Ia telah lama menjadi pejabat AIPAC serta sebagai Duta Besar untuk Israel di masa Clinton, serta Asistem Menteri Luar Negeri Untuk Urusan Timur-Tengah. Dia juga telah lama bekerja untuk pemerintah Israel juga. Ali Abunimah, pendiri ElectronicInifada.net dalam mengatakand pada Amy Goodman, penyiar Democracy Now, bahwa Obama telah masuk dalam lingkaran penjabat-pejabat garis-keras yang paling pro-Israel, dan mengatakan kalau Ross dan Indyk adalah dua dari pejabat yang paling pro-Israel yang juga paling tidak dipercaya di Timur Tengah karena keterlaluan pro-Israelnya[6].

8. Anthony Lake

Lake adalah manatan National Security Advisor masa Clinton yang sangat pro-Obama. Ia dengan Henry Kissinger (pejabat militer dan mantan dewan komisaris Freeport) bekerja dalam "September Group” yang melancarkan pembantaian terhadap warga Vietnam Utara saat perang Vietnam. Ia juga pejabat Clinton yang paling depan ketika membombardir Haiti untuk menggulingkan pemerintahan dan memaksakan IMF dan Bank Dunia masuk ke Haiti yang akhirnya menjadi bencana kemanusiaan yang terkenal (Chomsky telah membahas tentang Haiti di banyak bukunya termasuk di Hegemony or Survival).

9. Lee Hamilton

Kalau Hamilton ini agak netral. Ia adalah mantan kepala House Foreign Affairs Committee wakil dari Iraq Study Group dan 9/11 Commission, (yang hasil investigasinya dengan James Baker menyimpulkan bahwa Irak tidak punya senjata pemusnah massal, sepenuhnya diabaikan oleh Bush. Googling saja: “Baker-Hamilton Proposal”).

10. Susan Rice

Mantan Asisten Menteri Luar Negeri dan pejabat Dewan Keamanan Nasionalnya Clinton. Kemungkinan besar akan ditunjuk Obama sebagai duta besar untuk PBB. Pro perang Irak dan setuju dengan rencana Amerika dan NATO untuk menyerang Sudan karena krisis Darfur.

11. John Brennan

Pejabat yang lama berkerja untuk CIA dan mantan kepala National Counterterrorism Center. Brennan adalah salah satu coordinator untuk transisi badan intelijen ke kendali Obama. Ia pendukung metode penyiksaan sebagai teknik interogasi dan pendukung imunitas badan telekomunikasi untuk memata-matai seluruh pengguna telekomunikasi. Program Clinton tentang penculikan dan penyiksaan sepenuhnya bisa dibenarkan, kata Brennan. Ia sekarang pemimpin perusahaan intelijen swasta Analysis Corporation.

12. Robert Gates (bukti Obama adalah pembohong!)

Robert Gates adalah Menteri Pertahanan Bush saat ini, yang sekarang oleh Obama dipilih kembali menjadi bagian dari pemerintahan baru, menduduki jabatan yang sama. Disini, seperti diutarakan banyak analis, terlihat betapa tidak ada bedanya antara Demokrat dan Republikan. Dalam pemerintahan Bush saat ini, Gates dipilih menjadi menteri Pertahanan menggantikan Donald Rumsfeld karena alasan krusial. Rumsfeld mengusulkan untuk keluar dari Irak, sehingga Bush harus memecatnya. Penunjukan kembali Gates oleh Obama sangatlah mengherankan. Kontras dengan semboyan kosong Obama “Change we can believe in.” Penunjukan tersebut juga mengindikasikan kalau Amerika tidak akan segera cabut dari Irak.

Gates memiliki rekor luar biasa dalam politik internasional. Dalam pemerintahan Bush I, ia adalah kepala CIA yang terlibat dalam invasi Amerika ke Panama, terlibat dalam pembiayaan rezim Guatemala untuk meng-genocide rakyatnya. Ia juga supporter utama rezim brutal Suharto, serta terlibat dalam penggulingan pemerintahan demokratis Jean-Bertrand Aristide di Haiti. Dan tentu saja ia adalah supporter sejati perang Irak. Ia juga arsitek Perang Teluk 1991.

Tidak hanya itu saja, dibawah Gates, Amerika memodernisasi senjata nuklir mereka (artinya memproduksi senjata baru).

Sangat aneh, mengapa kebohongan Obama sangat mudah dicerna, walaupun dengan semangat, ia saat kampanye menjanjikan akan menarik pasukan dari Irak, akan melucuti senjata nukllir, dll. Seperti diutarakan oleh Matthew Rothschild di The Progressive, 1 Desember 2008 lalu, Obama memilih untuk tidak merubah kebijakan luar negerinya. Hanya bedanya dengan Bush, Obama tidak terlalu agresif, namun lebih efektif.

Bahkan menurut E. J. Dionne di Wahington Post, terpilihnya Obama menjadi presiden berarti menjual kebijakan luar negeri Bush saat ini ke presiden Bush I, karena taktiknya sama seperti Bush I (http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2008/11/27/AR2008112702048.html?hpid%3Dopinionsbox1&sub=AR )

Sedangkan, seperti dikemukakan Pul Craig Roberts[7] (ICH, 5 Desember 2008), bagaimana Obama, yang saat kampanye gembar-gembor soal perubahan, bisa-bisanya menunjuk “wanita paling arogan di dunia” (Hillary Clinton) sebagai Mentri Luar Negerinya? Dan pemerintahan Obama nanti bisa-bisanya dikelilingi para Likudniks, alias para pejabat pro partai Likud Israel yang terkenal radikal?

Bagi semua yang mengharapkan perubahan dari Obama, siap-siap saja menelan kekecewaan!

--tentang Gates lihat: “With Gates, Obama Opts fro Empire” di www.informationclearinghouse.info/article21362.htm atau di http://www.progressive.org/mag/wx112608.html )

Untuk selengkapnya tentang pejabat-pejabat (penjahat-penjahat) dalam pemerintahan baru Obama lihat: “This is Change? 20 Hawks, Clintonites and Neocons to Watch for in Obama's White House” oleh Jeremy Scahill di www.informationclearinghouse.info/article21279.htm

Juga artikel terbaru Ralph Nader (Capres independen Amerika 2008) di www.informationclearinghouse.info/21297.htm atau kompilasi lengkap Matt Gonzalez (cawapresnya Nader) tentang para pembantu Obama di http://www.counterpunch.org/gonzalez10292008.html



[2] Tentang bencana kemanusiaan Gaza yang sekarang sedang terjadi, lihat: Joe Mowrey “Deprivation and Desperation in Gazawww.informationclearinghouse.info/21308.html

[3] Untuk lebih lengkap tentang para pembantu Obama di pemerintahanya, yang ternyata didominasi orang-orang lama terutama dari permerintahan Clinton, lihat artikel Jeremy Scahill di www.informationclearinghouse.info/21279.htm yang diambil dari AlterNet. Juga artikel terbaru Ralph Nader di www.informationclearinghouse.info/21297.htm atau kompilasi lengkap Matt Gonzalez (cawapresnya Nader) tentang para pembantu Obama di http://www.counterpunch.org/gonzalez10292008.html

[4] Lih: Paul J. Balles, “Rahm Emanuel’s Israeli Gate” di www.informationclearinghouse.info/21298.htm

[5] Toleransi terhadap rasisme pada bangsa Arab ini dibangun di barat lewat film-film Hollywood sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Di artikel yang sama disebutkan riset Prof. Jack Shaheen tentang rasisme dalam ribuan film produksi Hollywood. Hasilnya: 12 film memberi gambaran positif terhadap Arab, 52 netral, dan 900an menyudutkan bangsa Arab. Lih: Paul J. Balles, “Rahm Emanuel’s Israeli Gate” di www.informationclearinghouse.info/21298.htm