Thursday, November 20, 2008

Presiden Obama, "Anak Menteng" yang Sama Gilanya dengan Pendahulunya

Oleh: Hidayat

Indonesia terhipnotis oleh “pesona” Obama? Mungkin. Akhir-akhir ini media kita meliput secara membabi-buta pemilihan presiden Amerika, yang mereka sebut sebagai “pesta demokrasi.” Kayaknya TV One yang paling ngotot. Mereka bahkan mengirim reporternya untuk meliput langsung dan memberikan siaran langsung tiap hari—wow entah berapa duit yang dikeluarkan grup Bakrie ini. Media lain tak kalah seru membombardir masyarakat kita dengan berita pemilu AS. Istilah-istilah yang sering muncul seputar Obama di media kita kira-kira: “Anak Menteng merubah dunia”, “Obama mengukir sejarah”, “presiden kulit hitam pertama”, “Hebatnya demokrasi Amerika” dll. Kritik terhadap Obama, si “Pope of Hope” ini, hampir nihil.

Wacana-wacana rasial sering sekali jadi bahan omongan media, kulit hitam lah, Afro-Amerika lah, dll. Tapi yang sering (dan pasti) dilupakan adalah kebijakannya. Jarang sekali media kita berani mengulas atau “berspekulasi” menganalisa kebijakan Obama dan Mc Cain jika mereka jadi presiden. Padahal jika ngomong masalah kebijakan, pada dasarnya mereka berdua sama saja. Memang itulah pintarnya media mainstream, mereka menyensor berita dan analisa agar tidak melenceng dari aturan penguasa dan dunia bisnis (korporasi). Bahkan mereka berhasil menipu masyarakat kalau dalam pemilu AS saat ini, kandidat presidennya cuma dua. Padahal ada empat, Obama, Mc Cain, Ralph Nader (Non Party), dan Cynthia Mc. Kinney (Green Party). Karena yang punya duit untuk membayar media cuma Obama dan Mc Cain, jadinya ya Cuma mereka yang muncul (catatan: Ralph Nader mendapat 1% suara di pemilu ini, saja jujur bersimpati dengan Ralph Nader karena kebijakannya sangat progresif, itulah mengapa ia tidak laku di media).

Kritik terhadap si manusia “Yes We Can” ini (yang tidak muncul di media mainstream) telah banyak diberitakan di media-media alternatif semacam Informationclearinghouse.info, Democracynow.org, dll, termasuk enunggling.multiply.com (hehe..). Banyak skeptisisme muncul seputar pemilu AS ini dari banyak kalangan. Akan saya berikan sedikit ulasan tentang kebijakan Obama (yang sudah terlanjur terpilih), yang jarang diketahui orang, karena dibombardir oleh media mainstream (media besar).

Pertama masalah ekonomi. Obama setuju dengan Bush dan dedengkot neo liberal lainya di Republikan untuk mengucurkan dana 700 miliar dolar (bail out), atau 700.000 miliar rupiah, guna “mensubsidi” bank-bank besar yang akan ambruk karena krisis ekonomi. Sejauh ini perusahaan asuransi AIG menerima dana paling besar, 40 miliar dolar (Reuters, 13 Nov. 08). Disini saja sudah bisa dilihat kalau, seperti kata Noam Chomsky, Demokrat dan Republikan sebenarnya sama saja, bedanya cuma masalah moral yang tidak penting, seperti aborsi, gay, dll. Saat ekonomi Amerika terpuruk karena ulah spekulan-spekulan “resmi” di Wall Street, justru kaum kaya raya dan dunia perbankan yang diuntungkan, karena mereka selalu dapat prioritas utama dari subsidi pemerintah (yang ujungnya dari pajak rakyat juga), dengan catatan mengurangi subsidi sosial untuk rakyat (kesehatan, pendidikan dll.[1]). Ketika kaum kaya mendapat subsidi dan terjaga asset kekayaannya, Obama malah bicara (dalam salah satu pidatonya), kalau “We have to tighten our belts,” dan “We have to sacrifice” alias kita harus berkorban dan mengencangkan sabuk kita, alias, seperti kata Mbah Maridjan, harus prihatin. Rakyat kecil memang harus prihatin, sedangkan “rakyat besar” disubsidi terus menerus agar tetap besar. Kayak di Indonesia saja… (Shamus Cooke, “Obama and the Crisis of Expectation”, informationclearinghouse.info, 13 November 2008).

Kemudian kebijakan politik luar negerinya. Nah ini yang paling disingkiri oleh media, karena kalau masyarakat tahu, bisa geger. Politik luar negeri Obama tak se radikal semboyannya, “Change.” Malah Obama terbilang gila. Obama berjanji didepan kongres AIPAC (America-Israel Public Affairs Committee), sebuah organisasi Israel Lobby terkuat di Amerika, kalau Obama akan menghadiahkan Jerusalem sebagai ibukota baru Israel kalau ia terpilih jadi presiden (silakan buka siaran Democracy Now [democracynow.org] dari 9 Juli 2008 – 15 Juli 2008, atau silakan klik saja di google). Gila!!![2] Kontan dunia Muslim dan warga Palestina marah besar sehingga Obama harus “memperlunak” omongannya (ini benar-benar tidak diberitakan di media mainstream kita, walaupun media minstream dunia memberitakanya, semacam Reuters, Deuthsche Welle, China Post, dll. sekitar tanggal 13 Juli 2008).

Maklum, pendonor Obama kebanyakan dari kalangan Yahudi kaya di Amerika, plus Warren Buffet dan George Soros. AIPAC yang telah membajak kebijakan luar negei Amerika selama ini adalah pensupport terbesar Obama (lihat film documenter setengah jam berjudul “Israel Lobby” di informationclearinghouse.info). Hillary adalah salah satu pejabat AIPAC. Konflik Israel-Palestine yang, oleh John Pilger disebut sebagai “ketidak adilan yang membuat dunia Muslim benci terhadap Amerika, dan penyebab munculnya jihadisme,” bukanlah prioritas utama Obama (John Pilger, www.Informationclearinghouse.info , 12 Nov. 08). Padahal inti dari segala konflik dunia ada di Israel-Palestine. Negara Palestina adalah sebuah mimpi belaka?

Lalu yang mengherankan lagi (tapi tidak ada di media) adalah penunjukan Joseph Biden sebagai wapres nya Obama. Biden adalah dedengkot AIPAC! Ia adalah orang dalam AIPAC. Betapa berhasilnya Israel lobby di Amerika (tentang AIPAC lihat tulisan saya di enunggling.multiply.com). Dalam interview nya di stasiun TV Israel, Shalom TV, ia malah mengaku sebagai seorang Zionis sejati. Penunjukan Biden sebagai wakil presiden mewakili kepentingan Israel dan Warga Yahudi Amerika yang takut apabila Obama jika jadi presiden tidak mengakomodasi kepentingan Israel. Selain itu, penunjukan Biden juga sangat taktis, yaitu mempersempit jurang rasial antara kulit putih dan kulit hitam. Bahkan bagi warga Amerika seandiri, sulit dipercaya kalau Israel mempunyai lobby yang sangat kuat di pemerintahan Amerika, sampai-sampai dalam pemilu. Bahkan ketika pemerintahan Clinton, ketua AIPAC harus mengundurkan diri lantaran ketahuan publik sedang melobi Clinton dalam penunjukan Menteri Luar Negerinya (Susan Abulhawa, “Biden and Israel”, www.Counterpunch.org , 18 September 2008).

Kemudian yang terbaru dan sangat mengagetkan, adalah penunjukan anggota Konggres, Rahm Emmanuel sebagai “chief of staff” dalam pemerintahan Obama. Rahm Emmanuel adalam seorang veteran berkewarganegaraan Israel yang jadi anggota Kongres Amerika. Editorial Arab News (Jeddah) malah memperingatkan “Far from challenging Israel, the new team may turn out to be as pro-Israel as the one it is replacing.” Alias, bukannya meminimalisir pengaruh Israel di Gedung Putih, pemerintahan Obama malah semakin pro-Israel. Muncul prediksi-prediksi juga kalau Hillary bakalan ditunjuk sebagai menteri luar negerinya Obama (untuk analisa tentang rekor Amerika plus Israel dalam memveto resolusi PBB tentang berbagai isu, lihat tulisan saya di enuggling.multiply.com).

Saya mendapati analisa menarik oleh John V. Whitbeck di Counterpunch.org, yang mengatakan bahwa terpilihnya Obama menjadi presiden Amerika sekarang bukan tanpa pertimbangan. Oleh Amerika, Obama bisa menjadi “pelipur lara” (baca: penipu) bagi Dunia Muslim karena pencitraan Obama yang “bersahabat” dengan Dunia Muslim, sehingga citra Amerika akan kembali baik. Itulah mengapa Obama menjadi hysteria dimana-mana dan ia menerima donor terbesar dalam sejarah pemilu amerika, terutama dari orang terkaya di Amerika, Warren Buffet. Donor yang diterima Obama jauh lebih nayak dari yang diterima Mc Cain (John V. Whitbeck, “Obama, Emmanuel and Israel”, www.Counterpunch.org , 7 Nov. 2008—counterpunch.org adalah salah satu situs media alternatif yang besar di Amerika, yang mengumpulkan analisa-analisa dari penulis dan analis politk terkemuka, semacam Chomsky, John Pilger, Howard Zinn, dll.).

Ktitik menarik diutarakan Ralph Nader saat diwawancarai Fox News (http://www.youtube.com/watch?v=ibsP6XN2dIo) ketika ia mengatakan setelah Obama terpilih, Obama bisa saja menjadi Uncle Sam bagi rakyat Amerika atau Uncle Tom bagi korporasi-korporasi raksasa. Pernyataan Nader ini menjadi bulan-bulanan Fox News, dan si pewawancara langsung mencap Nader sebagai seorang rasis. Nader disudutkan seakan-akan ia adalah seorang rasis dengan menyebut Obama sebaga “Uncle Tom.” Sedikit catatan, saat masa perbudakan Amerika sebelum tahun 60an, orang-orang kaya kulit putih memiliki seorang pembantu kulit hitam (mandor galak) untuk mengawasi budak-budak kulit hitam. Dan si mandor kulit hitam yang menghamba pada majikan kulit putih tadi disebut sebagai “Uncle Tom.” Dalam kasus Nader, ia tetap bersikukuh, Obama bisa saja menjadi Uncle Sam alias pelindung warga Amerika dengan mengakomodasi kepentingan rakyat, tapi juga bisa menjadi “Uncle Tom” bagi korporasi besar. Maksudnya ia bisa menjadi boomerang bagi warga kulit hitam sendiri, karena seperti kita lihat, supporter Obama adalah korporat-korporat besar semacam Warren Buffet. Jangan-jangan ia memang dipersiapkan untuk menjadi “Uncle Tom”? Fox News adalah media paling konservativ di Amerika milik Rupert Murdoch yang jaringanya sangat luas. Fox memang hobi menyudutkan segala pihak yang anti-kebijakan Bush dengan caci maki dan ucapan-ucapan yang tidak rasional lainya. Nah kalau Fox News saja yang sangat konservatif sudah membela Obama, berarti ada yang tidak beres. Dam memang benar, Obama tidak jauh beda dengan yang lainya atau siapa saja termasuk Bush. Perbedaanya Cuma dalam masalah-masalah yang sifatnya kosmetik saja. (untuk ulasan tentang Fox News lihat film documenter “OUTFOXED” di www.informationclearinghouse.info).

Untuk mengalihkan perhatian dari isu Israel-Palestina, kebijakan luar negei Obama difokuskan ke perang Afghanistan (bukan perang Irak). Amerika ingin menyelamatkan siri dari Afghanistan yang sekarang semakintidak karuan jadinya. Obama juga sepakat dengan Bush untuk menyerang Pakistan, walau tanpa persetujuan Pakistan sendiri, untuk melumpuhkan Al Qaeda. Perang Afghanistan sekarang memang sedang kacau-kacaunya (sekali lagi ini luput dari perhatian media kita—yang cuma ngekor dari media lain di luar negeri). Sedangkan dalam isu perang Irak, Obama pintar bersilat lidah. Ia menyebut perang Irak sebagai “mistake” bukan “wrong.”

Nah beberapa isu penting diatas, disamping isu lainnya yang tidak mungkin terkover dalam tulisan ini, adalah isu-isu yang luput (alias diluputkan) dari perhatian publik oleh media. Yang dibahas sekarang oleh media adalah kebijakan Obama untuk mengatasi krisis ekonomi saja, yang sebenarnya, kebijakannya juga tidak meyakinkan, seperti tercermin dari sepakatnya Obama dengan Bush untuk mendanai bankir-bankir nakal agar bank mereka tidak ambruk. Padahal Mikhail Khazin, ekonom progresif Russia, telah mewanti-wanti kalau ekonomi Amerika akan segera runtuh, tinggal menghitung hari. Dia di tahun 2000 telah memprediksi kehancuran ekonomi Amerika, sebagai rentetan krisis ekonomi yang melanda Russia tahun 1998. Bail out hanyalah sebuah nafas buatan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir katanya, dalam sebuah interview nya di media Russia, Komsomolskaya Pravda (www.kp.ru ), 10 November 2008. Singkatnya, akan terjadi krisis ekonomi yang serupa dengan “Great Depression” di tahun 1930an, apapun yang akan diperbuat Obama.

Obama memang mengukir sejarah sebagai presiden hitam Amerika pertama, namun pesonanya seharusnya tidak menghalangi kita untuk berpikir kritis (bahkan skeptis) terhadapnya. Obama menjual dirinya untuk jadi presiden. Ia dulu waktu masih pertama kali mencalonkan diri, mengatakan kalau warga Palestina adalah bangsa yang paling menderita, tapi sekarang setelah terpilih, ya dia sama saja dengan para pendahulunya, Bush, Clinton, Bush senior, Reagan, dll.

Semoga tulisan ini menjadi wacana baru, counter hegemony dari wacana yang dibuat-buat oleh media mainstream. Berikut saya sertakan situs-situs media alternatif terpercaya yang dapat menjadi penambah khasanah kita tentang isu-isu dunia dan media itu sendiri:

- www.informationclearinghouse.info

- www.counterpunch.org

- www.antiwar.com

- www.democracynow.org

- www.mediachannel.org

- www.znet.org

- www.johnpilger.com (situs resmi John Pilger)

- www.chomsky.info (situs resmi Chomsky)

- www.alternet.org

- Atau list lengkapnya ada di www.informationclearinghouse.info

Ó Hidayat, 15 November 2008

Penulis mengaku sebagai seorang Anarcho-Individualist, suka wacana tentang media-propaganda. Sekarang sedang “berusaha” membangun situs media alternatif nya sendiri.

Bisa di kontak di muhamadhidayat(at)hotmail.com atau www.enunggling.multiply.com

Atau 0813 921 07 848



[1] Catatan: Amerika adalah negara maju satu-satunya yang tidak punya “National Health Coverage” alias asuransi kesehatan nasional yang dibayarkan pemerintah. Namun sistem kesehatan Amerika, yang sekarang terpuruk, dikuasai oleh perusahaan2 asuransi swasta. Katanya “This is uniquely American”. ??

Lihat film terbarunya Michael Moore, “Sicko.”

[2] Catatan: Jerusalem saai ini adalah kota internasional karena menjadi kota suci tiga agama. Bahkan Bush saja mengakuinya. Obama malah tidak.

No comments: